Banyuwangi, Jatimpost.com – Wisata pendakian Gunung Ijen kembali dibuka usai kejadian Tsunami kawah yang terjadi beberapa waktu lalu. Seiring dibukanya destinasi wisata yang ada di tiga kabupaten yaitu Banyuwangi, Bondowoso dan Jember itu para penambang kembali beraktivitas seperti biasanya. Hal itu menajadi berkah tersendiri bagi penambang yang dua bulan lebih menganggur.
Pembukaan destinasi Taman Wisata Alam (TWA) Ijen dibenarkan oleh Kasi Konservasi BKSD Banyuwangi Purwantono. Dia menjelaskan TWA ijen memiliki dua manfaat, diantanya untuk wisata dan penambangan oleh masyarakat sekitar.
“Ada dua aktivitas yang diperbolehkan. Pengambilan (penambangan) belerang dan kunjungan wisatawan,” kata Purwantono kepada wartawan, Selasa (13/7/20).
Kendati demikian, Purwantono menegaskan bagi penambang dan juga wisatawan yang berkunjung wajib menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker.
“Protokolnya sebagaimana yang ditetapkan pemerintah. Menggunakan masker, tetap jaga jarak, dan mencuci tangan baik saat hendak naik maupun setelah turun dari Ijen,” ujarnya.
Sementara itu, pimpinan PT Candi Ngrimbi Unit Banyuwangi Cung Liyanto menyambut baik keputusan dibukanya kembali TWA Ijen. Sebab, selama aktivitas penambangan ditutup, banyak para penambang yang datang ke kantornya menanyakan terkait kapan dibukanya TWA Ijen.
“Mereka sering datang ke kantor. Mikul belerang inikan pekerjaan turun temurun. Jadi mereka (penambang) sulit untuk dialihkan atau dieksoduskan ke pekerjaan lain. Selain nggak punya ijazah, mereka juga nggak punya keahlian di bidang lain”, kata Cung Liyanto.
Selama penutupan tersebut, banyak penambang yang kesusahan untuk menafkahi keluarganya. Sebab selama ini mereka menggantungkan penghasilannya dari aktivitas pertambangan Gunung Ijen. Sehingga, dibukanya kembali aktvitas pertambangan disambut syukur oleh para penambang yang mayoritas berasal dari Banyuwangi. [aw]