Jatimpost.com – Warga Desa Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri kembali mengadu kepada anggota DPRD Jawa Timur Chusainuddin soal jembatan penghubung Kabupaten Kediri – Kabupaten Tulungagung yang tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah setempat. Jembatan yang rusak 4 tahun yang lalu itu hanya dibangun jembatan darurat atau jembatan jeli untuk menunjang aktivitas warga.
Chusainuddin menceritakan bahwa masyarakat mulai mengeluh karena aktivitas mereka amat terganggu sejak jembatan ambruk pada Frebruari 2017 lalu. Jembatan jeli tidak bisa bebas digunakan oleh warga, karena menggunakan sistem buka tutup arus lalu lintas. Antar kedua sudut jembatan yang panjangnya sekitar 30 meter tersebut dijaga oleh warga dari masing-masing dua desa berbeda, yaitu Desa Ngadi Kabupaten Kediri dan Desa Jeli Kecamatan Karangrejo Tulungagung.
“Aktivitas warga terganggu, jika menggunakan mobil dan angkutan besar harus putar arah sejauh 15 KM. Selain itu warga menyampaikan untuk bisa melintasi jembatan tersebut ada penarikan uang,” ungkap Pria yang biasa disapa Mas Udin tersebut usai menggelar serap aspirasi warga Desa Ngadi Ke Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri, Rabu (16/9/2020).
Untuk itu, politisi PKB Jawa Timur berencana menyampaikan keluh kesah dari konstituennya tersebut kepada Gubernur Jawa Timur agar memanggil kedua kepala daerah untuk mencari solusi. Sebab, jembatan penghubung antar kedua kabupaten tersebut merupakan jalan kabupaten.
“Secara administrasitif jalan tersebut jalan kabupaten, sehingga domainnya kabupaten. Kalau itu jalan provinsi, kemungkinan sudah dari dulu dibangun Pemprov Jatim,” terangnya.
Tidak hanya itu, legislator Jawa Timur tersebut juga akan membawa aspirasi warga yang telah tersampaikan ke dalam rapat rewan bersama Pemprov Jatim. Aspirasi warga antara lain terkait pupuk bersubsidi sulit didapatkan oleh petani, bantuan sosial dampak covid-19 yang belum merata, pelebaran jalan raya desa Ngadi menuju Makam Aulia dan bantuan renovasi masjid dan mushola untuk Desa Ngadi yang saat ini dalam kondisi rusak.