Tuntut Pungutan Tabungan Wajib Siswa, Ratusan Siswa SMKN 1 Mojokerto Desak Kasek Mundur dari Jabatan

foto istimewa

Mojokerto – Ratusan Siswa SMKN 1 Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Senin (2/12/2019) berunjukrasa. Ratusan siswa mogok belajar dan enggan ikut ujian.

Dalam demo tersebut, para siswa berorasi secara bergantian menuntut agar Kepala Sekolah (Kasek) SMKN 1 Trowulan, Irni Istiqomah, mundur dari jabatannya.

Mereka menuding sejak kasek itu menjabat, pengelolaan anggaran sekolah tidak transparan. Salah satunya anggaran pembangunan.

“Intinya kita siswa-siswi SMKN 1 Trowulan minta kepala sekolah seperti yang dulu transparan terbuka. Uang pembangunan tidak lari ke mana-mana. Saat ini kepala sekolah tidak tranpasaran,” kata perwakilan siswa, Rizky.

Dalam aksinya, ratusan siswa ini tak hanya melakukan orasi secara bergantian dalam menyampaikan aspirasinya, mereka juga memilih keluar dari kelas disaat ujian di hari pertama, dan tak hanya itu, para siswa juga melakukan konvoi dan menggeber geberkan sepeda motor mereka di halaman sekolah.

Mereka memprotes adanya pungutan berkedok tabungan wajib siswa. Meski SPP telah dihapus, setiap siswa SMKN 1 Trowulan masih saja diminta membayar tabungan wajib antara Rp 75.000 sampai Rp 145.000 per bulan.

Sekolah kejuruan ini mempunyai  sebanyak 27 kelas dengan total siswa mencapai 800 anak, dengan setiap kelas berisi 30 siswa.

“Dana tabungan kami untuk apa, dana bos juga gak jelas, jika keuangan sekolah ini tidak transparan, kami meminta kepala sekolah mundur sekarang juga,” teriak Rizki dalam orasinya.

Selain itu, pada hari pertama ujian, banyak juga siswa yang tidak boleh mengikuti ujian karena belum membayar tabungan wajib siswa. Para siswa yang belum melunasi dikeluarkan dari kelas. Padahal, sebagian siswa yang dikeluarkan dari keluarga miskin yang tidak mampu membayar sekolah.

“Ada banyak yang tidak bisa ikut karena tidak diberi kartu peserta lantaran belum membayar. Sehingga kita memilih melakukan aksi untuk meminta kejelasan,” terangnya.

Usai puas berorasi, ratusan siswa siswi ini akhirnya ditemui perwakilan pihak sekolah. Meski demikian, mereka tetap meminta adanya jawaban lengkap apa yang menjadi tuntutan para siswa.

“Minimal ada klarifikasi dari kepala sekolah soal hal ini, kalau tidak kita tetap miminta kepala sekolah mundur dan kami akan tetap melakukan hal yang sama pada esoknya,” tandasnya.

Hingga sampai saat ini, terpantau ratusan siswa SMKN 1 Trowulan, mulai sepi hanya ada beberapa siswa yang memilih bertahan untuk meminta kejelasan kepada pihak sekolah.