Tuntut Keadilan, Ribuan Masa Pencak Silat Pagra Nusa Demo di polrestabes Surabaya

Foto Istimewa

Surabaya – Ribuan massa dari perguruan pencak silat Pagar Nusa menggeruduk Mapolrestabes Surabaya, Selasa. Mereka mendesak polisi untuk segera mengusut kasus pengeroyokan yang berbuntut pada meninggalnya salah satu anggota Pagar Nusa.

Dari pantauan, halaman Mapolrestabes tidak dapat menampung massa. Pedemo meluber hingga ke jalan raya. Lalu lintas di sekitar lokasi pun tersendat.

Aksi mendatangi Mapolrestabes Surabaya ternyata bukan yang pertama kali dilakukan Pagar Nusa. Dalam kasus ini, perguruan pencak silat di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) sudah empat kali ke Mapolrestabes mencari keadilan.

“Pertama itu laporan kejadian pengeroyokan 21 Maret, laporan lagi 26 Maret membawa saksi teman korban. 3 April laporan karena korban meninggal dunia, waktu itu kami ke polres dengan 100 massa. Kami duduk bersama tidak ada kapolres. Ditemui Kasat Intel dan Kasat Reskrim,” ujar Pengurus Pagar Nusa Rantau Surabaya, Tri Yudi Efendi, Selasa (7/4/2020).

Alih-alih mendapat titik terang, kata dia, kasus makin tak jelas usai pertemuan dan empat kali aksi itu.

“Kita buat maklumat kalau sampai Senin (6/4) kemarin pelaku tidak ada yang ditangkap satu pun, kita kembali dengan massa yang besar. Senin tidak ada kabar. Selasa ada 5.000 datang dari Jatim dan Jateng,” katanya.

Efendi pun mengaku massa yang datang adalah para punggawa Pagar Nusa yang tiba dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pagar Nusa sendiri perguruan pencak silat yang berada bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU).

Tak lama kemudian, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho menemui massa aksi.

“Pertama Kapolres menyampaikan belasungkawa. Kedua pokoknya dari Polrestabes Surabaya akan semaksimal mungkin kasus ini jadi atensi khusus agar segera terungkap. Bila perlu dari Pagar Nusa buat tim bersama bergabung dengan Polrestabes,” tandas Sandi.

Setelah ditemui dan terjadi kesepakatan para massa aksi ini pun membubarkan diri. Tri berharap polisi mengusut tuntas kasus ini. Karena sudah banyak teknologi penunjang untuk menelusuri jejaknya.