JatimPost, Malang – Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Bupati dan Wakil Bupati, HM. Sanusi – Didik Gatot Subroto (SanDi) semalam Rabu (5/8/2020) malam telah melakukan launching tim kampanye dengan mengusung tagline Malang Makmur di salah satu rumah makan di Kepanjen, Kabupaten Malang.
Hal tersebut sontak menarik perhatian warga. Bukan dalam pandangan positif namun justru aksinya tersebut menuai kritikan dari warga Kabupaten Malang.
Terbukti, Kamis (6/8/2020) pagi mendadak di beberapa grup Facebook dan WhatsApp ramai membicarakan acara launching tim kampanye tersebut. Hal tersebut lantaran diketahui bahwa dalam proses launching tim kampanye tersebut dengan mengundang banyak orang. Selain itu, di akhir sesi penutupan terlihat sosok Sanusi yang ikut serta naik ke atas panggung dan berduwet bersama dua biduan penyanyi dangdut.
Dari kejadian tersebut, warganet banyak yang merasa kecewa atas perlakuanya yang tidak mencontohkan seorang pemimpin, hal tersebut secara sengaja di sebarluaskan melalui grup-grup Facebook dan WhatsApp dengan meng-upload video Sanusi ketika bernyanyi dengan didampingi dua penyanyi dangdut.
Salah satunya dari akun facebook Ciput Mba Bhol yang mengunggah dua video menunjukkan kondisi di dalam gedung dan menuliskan bahwa kegiatan tersebut melanggar aturan yang dibuat sendiri oleh pemerintah.
“Ndek kampung wong mantu harus jaga jarak patuhi protokol, kadang sek dibuyarno gak ole main orkesan hiburan sound gak ole, delok’en video iki lur yok opo menurut sampean? ngeneki lak podo karo mateni sandang pangane seniman..ijin hajatan hiburan gak ole,tpi lek pejabat sing nanggap ole,” ungkapnya, Kamis (6/8/2020) pagi dalam bahasa Jawa.
Artinya, di kampung orang punya hajatan harus jaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan, kadang dibubarkan. Tidak boleh memainkan orkes dangdut, hiburan soundsystem tidak boleh. Lihatlah video ini saudara, bagaimana pendapat anda? Kalau seperti ini sama saja mematikan sandang pangan seniman, izin hajatan tidak boleh tetapi kalau pejabat yang mengundang boleh.
Selain itu ungkapan kekecewaan juga muncul dari akun Facebook salah satu warga malang atas yang mengatakan bahwa gaji para pejabat merupakan dari rakyat.
“Padahal sing bayar wong duwur rakyat cilik, opo.o kok rakyat.e tambah gak direken,” ujarnya. Artinya, padahal gaji pegawai dari rakyat kecil tetapi kenapa rakyat justru tidak dipedulikan.