Rencana Panglima TNI Putar Film G30S/PKI, 3 Pejabat Tinggi Negara Angkat Bicara

Jatimpost.com –Sejak tanggal 24 September 1998, film G30S/PKI tidak diputar ulang karena sejumlah alasan. Ada tiga tokoh yang berperan dalam penghentian pemutaran film itu. Mereka adalah Marsekal Udara Saleh Basarah, Menteri Penerangan Yunus Yosfiah, dan Menteri Pendidikan Juwono Sudarsono.

Film yang diputar pertama kali pada tahun 1984, dan mencapai box office setahun kemudian. Film yang disutradarai Arifin C. Noer dan diproduseri Nugroho Notosusanto, membuat heboh dengan angka penontonnya tak tergoyahkan oleh film mana pun saat itu, sampai 1995.

Sejak itu, film tersebut manjadi tontonan wajib setiap tanggal 30 September dan disiarkan ulang oleh TVRI hingga 1998. dan 24 September 1998 menjadi akhir pemutarann film tersebut.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo termasuk yang bersemangat untuk kembali menayangkan film tersebut secara luas. Alasannya, agar rakyat tidak lupa sejarah. Bahkan Panglima TNI tersebut mengadakan nonton bareng film G30S/PKI di lingkup internal institusinya.

“Iya itu memang perintah saya, mau apa? Yang bisa melarang saya hanya pemerintah,” kata Gatot saat ditemui di Makam Bung Karno (MBK), Bendogerit, Blitar, Senin (18/9/2017).

Gatot menambahkan, bahwa pemutaran film ini tidak bertujuan untuk mendiskreditkan pihak-pihak tertentu.”Tapi agar peristiwa itu diketahui oleh para generasi muda agar tidak mudah terprovokasi dan dipecah belah,” imbuhnya.

Senada dengan Jendral bintang empat tersebut. Presiden RI, Joko Widodo juga mendukung pemutaran film bergenre sejarah. Namun, Jokowi, sapaan akran presiden RI, menekankan film tersebut harus disesuaikan dengan gaya mereka.

“Akan lebih baik kalau ada versi yang paling baru, agar lebih kekinian, bisa masuk ke generasi-generasi milenial,” kata Jokowi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9/2017) siang, seperti dikutip setkab.go.id.

Bahkan Ketua MPR Zulkifli Hasan juga mendukung pemerintah memperbarui film G30S/PKI untuk mempermudah generasi milenial dalam memahami pesan yang disampaikan difilm tersebut.

“Menonton film yang lama atau bikin film baru sesuai perkembangan zaman silahkan saja. Ini untuk pembelajaran sejarah, saya kira penting,” kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (19/9/2017) seperti dikutip dari Antara.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, menanggapi rencana pemutaran kembali film Gerakan 30 September (G30S), yang digagas oleh TNI Angkatan Darat. Ia sama sekali tidak keberatan atas pemutaran kembali film tersebut.

Lanjutnya, Gerakan 30 September adalah sebuah gerakan yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Termasuk sejarah angkatan darat, yang perwira tingginya tewas dalam peristiwa tersebut.

“Wajar saja jika ada institusi yang ingin menjadi bagian supaya masyarakat jangan lupa dengan itu (G30S/PKI). Kan kita enggak boleh lupa dengan sejarah,” Pungkas Tjahjo di Medan, Sabtu (16/9/2017). [leo]