JatimPost.com, Malang – Dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Malang terus digenjot selama pandemi Covid-19. Pertumbuhan UMKM di Kota Pendidikan ini ditarget mencapai angka 20 persen. Hal ini akan dilakukan sampai akhir tahun. Pasalnya, selama pandemi Covid-19, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang mengalami penurunan drastis.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Wahyu Setianto menjelaskan, upaya Pemkot Malang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan UMKM diantaranya adalah bekerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan PHRI dan pelaku usaha kelas industri. Sehingga, produk-produk UMKM yang dimiliki memiliki pasar yang lebih luas lagi.
“Kami terus lakukan upaya supaya pertumbuhannya berkisar sampai 20 persen sampai akhir tahun,” katanya.
Sebelum memasuki pandemi, sebagian produk UMKM yang dibina Pemkot Malang menurutnya telah dititipkan di hotel juga tempat wisata yang ada di Kota Malang. Mulai dari makanan dan minuman hingga produk lain seperti fashion hingga pernak-pernik menarik. Respons wisatawan selama ini cukup baik.
Sementara itu, selama pandemi Covid-19, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang mengalami penurunan sebesar 22,71 persen atau senilai Rp 166 miliar. Hal itu disebabkan banyaknya sektor usaha yang terdampak pandemi Covid-19. Seperti hotel, restoran, kafe, dan disektor lainnya.
Bukan hanya itu saja, namun hal tersebut juga berdampak pada angka deflasi di Kota Malang selama bulan Maret berkisar di angka -0,41 persen dan bulan April sebesar -0,12 persen. Kondisi itu mejadi salah satu indikasi transaksi perdagangan di Kota Malang juga mengalami kontraksi di angka 50 persen.