Surabaya, Jatimpost.com – Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai penyebab gagalnya PDIP mengumkan kadernya yang akan maju pada kontestasi Pilwali kota Surabaya 2020 sejatinya adalah PDIP terbebani oleh kemenangan di Surabaya.
“Ya sepertinya dinamika dan interplay (Tarik ulur) terkait siapa yang akan direkom di Surabaya sangat sengit, rumit, dan ketat sekali. DPP PDIP dan Bu Megawati (Soekarnoputri) berhitung super hati-hati untuk Pilwali Surabaya kali ini bisa jadi karena terbebani harus menang di Surabaya,” ujar Surokim.
Selain itu, Surokim mengatakan, DPP PDIP masih kebingungan untuk menentukan siapa yang layak diusung untuk maju pada Pilwali Surabaya 2020. Ia menilai, figur yang beredar di internal PDIP memiliki kekuatan seimbang diantara satu dengan yang lain.
“Bisa jadi pengaruh faksi-faksi yang bertarung di internal PDIP juga sama-sama logis sehingga layak dipertimbangkan semua. Ya bisa jadi itu plus-minus untuk kontestasi kali ini,” terangnya.
Tidak hanya itu, molornya pengumuman Calon yang disung oleh PDIP akan menjadi kerugian tersendiri bagi PDIP. Sebab, pelaksanaan Pilwali saat ini dilakukan ditengah pandemi, dan itu akan mengubah tatanan yang berbeda dengan sebelumnya.
“Perlu pertimbangan karena pilkada kali ini adalah pilkada khusus di masa pandemi yang butuh waktu persiapan lebih panjang dan juga strategi khusus. Kalau DPP dan Ketum PDIP mengambil opsi last minutes untuk Surabaya saya pikir layak juga menimbang timing persiapan tadi. Ya bagaimana pun PDIP memang tetap dan selalu dinantikan di kontestasi Surabaya,” imbuhnya.
Sementara itu, secara terpisah Kepala BP Pemilu DPD PDIP Jawa Timur, Deni Wicaksono mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menrima kabar dari DPP soal kapan rekom akan turun. Beberapa waktu lalu, DPD PDIP Jatim sempat mengabarkan rekom akan turun 18 Agustus, kemudian tertunda hingga 24 Agustus. Namun kembali tertunda hari ini. [hy]