Masyarakat Banyuwangi Berbaur dalam Festival Endhog-Endhogan

Banyuwangi, Jatimpost.com Untuk peringati Maulid Nabi Muhammad Banyuwangi mengadakan perayaan Festival Endhog-endhogan. Suara rebana, jodang berisi penuh hiasan telur, nasi ancak dan iringan-iringan sholawat melengkapi festival, sabtu (02/12/2017).

Sepanjang jalan raya depan Kantor Bupati Banyuwangi, Jalan Ahmad Yani dipenuhi masyarakat Banyuwangi. Masyarakat Banyuwangi, selama ini mewujudkan pengamalan spirit Gotong Royong dalam peringatan Maulid Nabi dengan menggelar Tradisi Endog-endogan.

“Selain untuk memperingati Maulid Nabi, kita ingin agar orang-orang di luar Banyuwangi merasakan spirit dan semangat warga kita yang begitu luar biasa dalam memperingati Maulid Nabi. Sehingga ini menjadi syiar budaya Islam yang asli produk kearifan lokal Banyuwangi,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dilansir dari ngopibareng

Tradisi yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini biasa digelar baik di kota hingga ke pelosok desa. Anas menjelaskan bahwa ada makna filosofi yang terkandung dalam tradisi endhog-endhogan ini. endhog atau telur memiliki tiga lapisan, Kulit telur, putih telur dan kuning telur.

Kulit telur ibaratkan sebagai lambang keislaman sebagai identitas seorang muslim, Putih telur melambangkan keimanan, berarti seorang yang beragama Islam harus memiliki iman dan melaksanakan perintah Allah SWT. Kuning telur melambangkan keihsanan, dimana seorang Islam yang beriman akan memasrahkan diri dan ikhlas dengan semua ketentuan Allah SWT.

“Islam, Iman dan Ihsan adalah harmonisasi risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang jika ditancapkan pada diri manusia akan menghasilkan manusia yang mencerminkan akhlak Rasulullah,” pungkas Anas.

Festival endhog-endhogan diakhiri dengan memakan ancak bersama. Satu ancak yang berisi nasi dan lauk pauk dimakan oleh 4-5 orang. Guyub rukun berbaur pun langsung terasa saat semua memakan hidangan tersebut.