
Blitar – Direktorat Jenderal Hortikultura ditugaskan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk memastikan ketersediaan pasokan bawang merah dan cabai di awal musim penghujan utamanya bulan Januari hingga Maret tetap aman.
Diharapkan, masyarakat dan konsumen luas mendapatkan kepastian dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga maupun keberlanjutan skala usahanya.
Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Sukarman menyampaikan secara tegas hasil monitoring dan pantauan lapang kepada awak media bahwa di empat titik lokasi Kecamatan berbeda yaitu Kecamatan Pagu dan Ploso klaten, Kabupaten Kediri serta Kecamatan Talun dan Udan Awu Kabupaten Blitar terpantau aman.
Ketua Satgas Pangan Kabupeten Kediri Tuti beserta salah seorang koordinator paguyuban champion Cabai Kabupaten Kediri Yono juga menyampaikan hal senada pasokan Cabai pasar induk Pare Kediri masih stabil walau permintaan dari berbagai daerah terus meningkat karena cabai Sulawesi mulai masuk menambah ketersediaan.
“Secara kumulatif terdapat terdapat lahan siap panen sekitar 900 hektare di Kabupaten Kediri dan 750 hektare di Kabupaten Blitar. Kediri dan Blitar selama ini memang masih menjadi barometer harga untuk pasar Jabodetabek khususnya untuk cabai rawit merah,” kata Sukarman di tengah kunjungannya ke Kediri dan Blitar, Rabu (8/1) lalu, dalam siaran persnya.
Secara umum, lanjutnya, harga wajar rata-rata di tingkat petani Rp 35-40 ribu per kilogram (kg). Meskipun demikian diakui terjadi sedikit penurunan pasokan mengingat kondisinya sisa dari pertanaman pertengahan 2019 lalu.
“Jadi pertanaman ini merupakan hasil panen petik ujung sisa pertanaman pada pertengahan 2019 lalu. Panen selebihnya belum merah sempurna sehingga diperkirakan Februari awal kembali terjadi peningkatan ketersediaan panen,” paparnya.
Dirinya juga menjelaskan musim penghujan mulai masuk. Petani di dataran tinggi baik di Kediri maupun Blitar sedang bersiap melakukan pertanaman baru. Pria yang akrab dipanggil Karman ini juga memberikan tantangan kepada seluruh petugas dan masyarakat tani agar dapat meningkatkan kemampuan produksi. Caranya dengan memanfaatkan benih unggul hybrid maupun lokal yang bebas virus kuning.
“Selain itu menerapkan sistem budidaya yang ramah lingkungan melalui perlindungan lahan/border refugia maupun penggunaan pupuk organik dan pestisida nabati,” jelasnya.