Jatim Masuk Zona Merah Penderita HIV/AIDS di Angka 9.652 Orang

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Hikmah Bafaqih

Surabaya – Jawa Timur kini masuk zona merah penderita HIV/AIDS terbanyak ketiga dengan angka penderita mencapai 9.652 orang. Angka fantastis tersebut tentu menjadi alarm dan menunggu kebijakan strategis dari pemerintah pusat, Pemprov Jawa Timur dan juga pemerintah kabupaten/kota.

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Hikmah Bafaqih mengatakan bahwa dalam menangani HIV/AIDS atau ODHA diperlukan sinergitas antar lembaga pemerintahan, termasuk juga antar dinas di satu pemerintahan daerah. Ia berpendapat, masalah HIV/AIDS tidak hanya menjadi urusan dinas kesehatan saja, namun juga menjadi tugas dari dinas sosial dan dinas pendidikan dalam meminimalisisr penyebaran HIV/AIDS.

“Untuk itu kami akan undang berdialog kedua OPD ini untuk membicarakan agar dampak secara sosial bisa tertangani, dan edukasi kepada masyarakat tentang ODHA ini bisa tersampaikan. Kita akan bicarakan anggaran yang harus disiapkan akan mereka para ODHA ini tertolong, terutama mereka yang merupakan ODHA miskin, dan mereka yang dibuang oleh keluarga karena malu. kita akan buat semacam shalter begitu untuk menampung mereka. Kami lihat dinsos kan banyak tuh bangunan bangunan untuk panti,” ungkapnya.

Politisi PKB Jawa Timur menilai, dampak dari HIV/AIDS selain kesehatan yang berujung pada kematian, dampak lain adalah peningkatan kemiskinan. Berdasarkan data yang ada, meningkatnya penderita HIV disebabkan dari orang tua yang menular kepada anaknya.

Pada awalnya, kata Hikmah, mereka penderita HIV/AIDS bukanlah masuk dalam katagori keluarga miskin, namun karena penderita mereka harus berobat terus menerus dan menyebakan mereka kehabisan uang. pada akhirnya, penderita masuk dalan katagori miskin.

“Dampaknya anak-anak ikut menanggung kemiskinan itu. belum lagi kalau orang tuanya tidak tertolong, akhirnya anak anak itu terlantar,” sebutnya.

Untuk itu, ia mengingatkan masyarakat agar menjauhi gaya sex bebas dengan setia pada pasangan dan menggunakan kondom untuk prilaku sex yang berisiko.