JAKARTA, Jatimpost.com – Pasokan cabai yang berlebih membuat harga cabai ditingkat produsen atau petani mengalami penurunan harga. Namun, Kementrian Pertanian (Kementan) meyakini harga cabai di tingkat petani akan segera normal kembali seiring dengan menyesuaikan produksi dan angka kebutuhan dan penyerapan produksi yang dilakukan oleh Perum Bulog.
“Iya itu (penurunan harga) terjadi di beberapa lokasi itu karena pasokan berlebih dan harga segera akan stabil dan normal,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Selasa (19/9/2017).
Sampai saat ini harga cabai di tingkat pasar maupun Toko Tani Indonesia relatif stabil atau normal, sperti cabai merah keriting Rp 17.000 per kilogram, sedangkan cabai rawit merah di pasar Lenteng Agung Rp 40.000 per kilogram, ujarnya.
Direktur Jenderal Hortikultura Spudnik Sudjono juga tengah berupaya meningkatkan harga jual aneka cabai di tingkat petani. Adapun upaya tersebut berkoordinasi dengan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) agar menyerap produksi petani.
“Intinya sama, meminta (Bulog) segera serap, lakukan pembelian di sentra-sentra yang harganya tidak tinggi,” ungkapnya.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, untuk cabai rawit, prognosis ketersediaan sebanyak 78.606 ton pada September 2017, sedangkan kebutuhannya 73.197 ton. Bulan Oktober, ketersediaan 77.983 ton dan kebutuhan 69.615 ton.
Sementara pada November mendatang, ketersedian mencapai 77.792 ton dan kebutuhan 69.344 ton. Kemudian, prognosis cabai besar di September ini untuk ketersediaan sebesar 100.373 ton dan kebutuhan 91.469 ton.
Pada Oktober, ketersediaan 100.373 ton dan 91.468 ton kebutuhannya. Sedangkan pada November nanti diperkirakan ketersediaan mencapai 100.464 ton dan kebutuhan 92.340 ton.