Gus Aik Bakar Semangat Santri untuk Berkreasi dan Berinovasi

Malang, jatimpost.com – Anggota DPRD Jawa Timur Ahmad Athoillah atau yang biasa disapa Gus Aik itu mencoba membakar semangat mahasiswa yang tergabung Ikatan Alumni Pondok Pesantren Mambaul Maarif (IKAPPMAM) Komisariat Malang Raya untuk berkreasi dan berinovasi dalam menghadapi revolusi industri 4.0. di erah teknologi informasi kata Gus Aik sudah tidak ada batasan apa, siapa kapan dan dimana seseorang bisa berkreasi, termasuk juga dari golongan santri yang dituntut berkontribusi terhadap negeri ini.

Sebagai salah satu pengasuh Ponpes Mambaul Maarif Jombang, ia lantas menyampaikan banyak hal terkait dengan eksistensi santri yang dikemas dalam acara Dialog Interaktif “Eksistensi Santri di Era Revolusi Industri 4.0” bertempat di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 9 November 2019.

Sebagai pembuka, Gus Aik menyampaikan bahwa santri sudah terbiasa hidup di bawah tekanan finansial, yaitu hidup pas-pasan. Hal itu kemudian yang menyebabkan santri tersebut kreativitasnya muncul dan berinovasi.

“Santri dituntut harus bisa berinovasi, jangan sampai menjadi budak teknologi. Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Hal ini harus kita manfaatkan, jangan sampai ketinggalan,” jelas politisi PKB Jatim itu.

Tingkat kepercayaan masyarakat kepada santri sangat tingggi. Hal itu tercermin dari keberadaan santri selalu diterima di tengah- tengah masyarakat. Sebab itu, santri, alumni pesantren harus bisa bekerja keras mempertahankan stigma yang sudah terbangun di masyarakat dengan cara berkreasi dan berinovasi.

Hingga saat ini dalam perjalanan sejarahnya, santri menjadi kekuatan besar dalam peradaban bangsa. Karena itu santri sebisa mungkin dan wajib untuk bisa menjadi aktor yang mampu memanfaatkan teknologi dan revolusi 4.0 untuk kemaslahatan masyarakat.[cq]