
Jember, Jatimpost.com – Dinas Perikanan Kabupaten Jember memaparkan ada dua hal yang diduga menjadi penyebab kasus ratusan warga Jember keracunan ikan tongkol saat perayaan tahun baru. Pertama adalah salah dalam proses penyimpanan, dan kedua yaitu salah pengelolaan dalam memasak ikan tongkol.
Menurut Plt Kepala Dinas Perikanan Jember semua jenis ikan akan menjadi beracun apabila salah dalam proses penyimpanan. Untuk proses penyimpanan yang terhitung lama, ikan tidak cukup hanya di beri es batu, melaikan harus disimpan di tempat pendingin.
“Setidaknya untuk membuat ikan tetap segar harus disimpan di Cold Storage atau freezer lemari es. Tidak cukup kemudian dibungkus kresek, dan diberi es secukupnya agar ada dingin-dinginnya, itu belum tentu fresh untuk ikannya. Jadi harus benar penyimpanannya,” jelasnya.
Kemudian yang kedua, adalah salah dalam proses pengelolaan ikan. Ikan jenis tongkol hitam memiliki kadar histamine yang tinggi. Histamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh ketika mengalami reaksi alergi atau infeksi. Histamin sendiri tidak berbahaya jika di konsumsi dalam jumlah banyak.
“Maka ketika tidak diolah dengan baik, atau hanya dibakar setengah matang itu akan berbahaya. Hal ini harus diperhatikan, sehingga baik pembeli atau penjual memahami hal tersebut,” ulasnya.
Murtadlo juga menegaskan kedua penyebab tersebut masih menjadi dugaan, untuk penyebab pastinya pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Sementara prinsip ekonomi pun diterapkan di sini, antara supply and demand nya, sehingga menjadi pertimbangan. Dugaannya pun, ikan yang dijual sudah tersimpan cukup lama. Selain itu dikonsumsinya pun masih malam harinya. Jadi banyak dugaan, sehingga masih kita selidiki,” jelasnya.
“Selain itu, saya juga mendapat informasi, saat itu ada pedagang yang menjual ikan tongkol sangat murah yakni Rp 6 ribu/kg. Padahal normalnya harga tongkol Rp 20 ribu/kg,” imbuhnya. [hy]