Chusainuddin Minta Dinas Pertanian Segera Basmi Ulat Asal Amerika yang Jadi Hantu Bagi Para Petani Kediri

Kediri – Ulat asal Amerika yang bernama latin Spodoptera Frugiperda atau Fall Army Worm itu telah menjadi hantu bagi para petani jagung Kabupaten Kediri. Pasalnya, hama yang dikenal oleh petani dengan sebutan ulat grayak tersebut telah menyerang belasan hektar jagung petani yang berada di Kecamatan Ngasem dan Mojo Kabupaten kediri. Akibat serangan itu, petani diprediksi akan mengalami gagal panen. Sebab itu, Anggota DPRD Jawa Timur Chusainuddin minta Dinas Pertanian untuk segera turun tangan membantu petani membasmi ulat yang berasal dari negeri Paman Sam itu.


“Saya kira tentunya dinas terkait sudah paham dengan cara mengetasi sehingga penyebarannya sudah bisa diatasi,” ungkap Politisi asal dapil Kabupaten Kediri itu.


Ulat grayak tersbut terbilang sebagai hama baru di Indonesia. Hama tersebut persebarannya melalui angin hingga jarak raturan kilometer. Bahkan di negara asalnya, hama yang juga disebut ulat tentara ini dapat berpindah 1.700 km dari Texas ke Florida pada musim semi hingga musim gugur. Ulat tersebut juga memiliki kemampuan bertelur hingga 1844 butir. Tak ayal jika kerusahan yang disebabkan oleh ulat grayak sangat besar.


Kerusakan yang disebabkan oleh hama tersebut bisa mencapai 70 persen. Seperti yang telah terjadi di negara-negara Amerika Selamat. Argentina misalnya, terpaksa kehilangan hasil produksi hingga mencapai angka 72 persen dan di Honduras kehilangan produksi jagung sekitar 40 persen sebagai akibat dari serangan ulat Grayak.


Hama tersebut tentu menjadi ancaman untuk stabilitas produksi jagung nasional. Lebih parahnya lagi, berdasarkan pantauan dari BBPOPT Kementerian Pertanian, ulat grayak per April-Juli 2019 telah menyebar di 12 provinsi se Indonesia, diantaranya adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Gorong Talo, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Sutara, Riua dan Aceh.


Hama tersebut menyerang tanaman jagung yang masih muda, berumur 1 bulan ke atas. Ulat mulanya memakan lapisan epidermis daun. Serangan lanjutannya larva memakan daun-daun hingga ke pucuk tanaman jagung, sehingga jagung gagal tumbuh sempurna.


Oleh karenanya, bantuan pemerintah melalui dinas terkait sangat dibutuhkan oleh para petani untuk mencegah terjadinya kerusahan tanaman jagung yang lebih luas lagi. “Setelah dilakukan upaya preventive, tentunya bisa dilakukan pemberantasan dilokasi yang terjangkit ulat tersebut,” imbuh politisi PKB Jawa Timur itu.[ct]