Yogyakarta – Penyitaan sejumlah buku yang diduga berpaham komunis oleh Kodim dan Kejari Padang beberapa hari lalu turut mendapat perhatian Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Buya Syafi’i Maarif.
Menurut Buya Syafi’i, tindakan aparat yang menyita sejumlah buku termasuk buku berjudul “Jas Merah” tidak tepat. Bagi Buya, tindakan aparat itu dianggap sebagai pembodohan.
“Aparat juga harus cerdas ya, enggak semua (buku) harus dilarang. Itu juga (aparat) yang melarang tidak punya alasan yang sangat kuat, menurut saya itu juga pembodohan,” ujar Buya Syafi’i di Yogyakarta, Rabu (9/1/2019).
Buya Syafii juga menganjurkan agar aparat negara termasuk TNI harus belajar. “Oleh sebab itu aparat juga harus belajar. Proses pencerdasan, (amanah) mencerdaskan kehidupan bangsa itu keseluruhan, termasuk aparat. Harus cerdas, betul-betul pandai secara selektif mana yang berbahaya,” tutur anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila tersebut.
Alasan aparat merazia buku, ucap Buya Syafi’i, karena diduga berpaham komunis tidak tepat. Terlebih negara-negara berpaham komunis sudah berjatuhan, sehingga paham komunis tidak perlu ditakuti.
“Komunis itu sudah jatuh dimana-mana, kenapa takut sama komunis? Gimana? Komunisme itu sudah diarak ke museum sejarah, kenapa harus takut lagi,” pungkas Buya Syafi’i.
Sebelumnya, pihak Kodim dan Kejari Padang merazia sejumlah buku, Selasa (8/1) kemaren. Diantara buku yang dirazia yakni buku berjudul “Kronik 65”, “Mengincar Bung Besar”, “Jas Merah”, dan buku lainnya.