Gresik – Ikan-ikan yang berada di Sungai Brantas, Desa Sumengko, Kecamatan Wringinanom, kelimpungan. Diduga ikan-ikan tersebut kekurangan oksigen saat musim kemarau panjang, fenomena itu membuat warga sekitar sungai panen ikan.
Dari informasi yang dihimpun, banyaknya ikan yang kelimpungan tersebut mulai diketahui warga Desa Sumengko, Kecamatan Wringinanom sekitar pukul 06.00 WIB. Beberapa jenis ikan yang kelimpungan yaitu ikan Nilem, Ikan Rengkik, bader abang dan keting.
Melihat berbagai jenis ikan, warga langsung menceburkan diri ke sungai dan berusaha menangkap ikan yang kelimpungan dan berenang tak beraturan. Ikan-ikan tersebut berusaha naik kepermukaan seolah kekurangan oksigen.
“Sampai di permukaan air, ikan-ikan itu disambut dengan jaring, serok dan alat-alat penangkap ikan,” kata Direktur Eksekutif Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) Progi Arisandi, Sabtu (19/10/2019).
Sampai pukul 08.15 WIB, warga pencari ikan makin ramai dan sudah mencapai desa Lemahputih Kecamatan Wringinanom. Akibatnya, air sungai menjadi keruh.
Dari banyaknya ikan dan biota lain di sungai Brantas Wringinanom Gresik, dikawatirkan akan merusak ekosistem lingkungan di Kalimas. Seharusnya, pemerintah mencari penyelesaian agar ikan-ikan dan biota di sungai Kalimas tetap terjaga walaupun musim kemarau.
“Ini dibutuhkan penanganan dari pengelola sungai untuk melakukan pengenceran air agar kondisi air bisa layak untuk kehidupan ikan. Selian itu, dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk mencari sumber penyabab ikan mati yang kemungkinan terjadi di Kali Surabaya,” imbuhnya.
Menurut Prigi, permasalahan ikan seperti mabuk terkena obat-obatan atau kekurangan oksigen, sehingga diperlukan perhatian pemerintah sebab air di sungai Brantas digunakan untuk air PDAM Surabaya dan PDAM Giri Tirta Gresik.
“Ini bila tidak ditangani, selain akan mengancam kelestarian ikan juga mengganggun cadangan air bersih PDAM Surabaya dan PDAM Gresik,” katanya.