Jatimpost.com – Tim Barongsai Kota Madiun tengah bersiap menghadapi Kejuaraan Daerah (Kejurda) Barongsai yang akan digelar di Blitar pada 27 Februari 2025. Kejuaraan ini menjadi ajang penjaringan atlet muda berusia 15-19 tahun dengan beberapa kategori yang dipertandingkan, yakni tradisional, ketangkasan, halang rintang, dan kecepatan.
Dalam kategori tradisional, delapan atlet akan tampil beregu dengan iringan musik khas barongsai, seperti cheng dan tom. Sementara itu, kategori ketangkasan dan halang rintang akan menguji kecepatan atlet dengan format dua orang dalam setiap tantangan.
“Kejuaraan daerah ini bertujuan menjaring atlet barongsai usia 15-19 tahun. Kami menyiapkan atlet untuk mengikuti kategori tradisional, ketangkasan, halang rintang, dan kecepatan. Untuk kategori tradisional, atlet tampil beregu sebanyak delapan orang, sedangkan kategori ketangkasan dinilai dari waktu tercepat,” ujar Pelatih Barongsai Kota Madiun, Heru Iswanto, Kamis (20/2/2025).
Prestasi Gemilang di PON 2024
Prestasi tim Barongsai Kota Madiun dalam ajang olahraga cukup membanggakan. Pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Timur 2024, tim ini berhasil membawa pulang dua medali emas, satu perak, dan satu perunggu. Medali emas diraih dari kategori halang rintang dan kecepatan, sementara medali perak diperoleh dari kategori ketangkasan, serta perunggu dari kategori tradisional.
“Prestasi Barongsai Kota Madiun cukup baik. Pada PON 2024 lalu, kami berhasil meraih dua emas di kategori halang rintang dan kecepatan, satu perak di kategori ketangkasan, serta satu perunggu di kategori tradisional,” tambah Heru.
Latihan Intensif dan Strategi Persiapan
Dalam menghadapi Kejurda Blitar, tim Barongsai Kota Madiun terus menjalani latihan intensif di GOR Wilis dengan penuh optimisme. Pelatih menyesuaikan jadwal latihan agar tidak mengganggu pendidikan atlet yang mayoritas masih berstatus pelajar. Selain itu, strategi pencegahan cedera diterapkan guna memastikan atlet dapat tampil maksimal saat bertanding.
Meski telah terdaftar di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sejak 2016, minat masyarakat terhadap olahraga barongsai masih tergolong rendah. Oleh karena itu, regenerasi atlet usia 12-25 tahun menjadi fokus utama demi keberlanjutan cabang olahraga ini.
“Minat terhadap cabang olahraga barongsai masih kurang, mungkin karena masih tergolong baru. Barongsai mulai mengikuti event sejak 2010 dan baru terdaftar di KONI pada 2016. Untuk menjadi atlet barongsai, yang terpenting adalah niat dan kemauan, dengan usia ideal 15-25 tahun,” jelas Heru.
Atlet barongsai harus memiliki pola latihan, istirahat, dan pola makan yang teratur, mengingat olahraga ini cukup menguras tenaga. Pada kategori tradisional, waktu pertandingan berlangsung selama 8-10 menit, sementara kategori ketangkasan dinilai berdasarkan kecepatan atlet dalam menyelesaikan tantangan.
Dengan persiapan yang matang, tim Barongsai Kota Madiun optimis dapat meraih hasil terbaik di Kejurda Blitar 2025. Masyarakat pun diharapkan lebih tertarik untuk mengenal dan mendukung perkembangan olahraga barongsai di Tanah Air.
© 2025 jatimpost.com | Mengawal Informasi, Menghubungkan Generasi