200 Hektare Lahan Pohon Jeruk Di Magetan Mati Akibat Kekeringan

gambar hanya sebagai ilustrasi

Magetan – Akibat kekeringan ekstrem yang terjadi pada musim kemarau 2019, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Magetan, Jawa Timur sebanyak menyatakan sebanyak 81.000 tanaman Jeruk Pamelo mati. Tanaman Jeruk Pamelo itu tersebar di sekitar 200 hektare lahan yang menjadi sentra penghasil Jeruk Pamelo Magetan.

“Sesuai hasil pendataan, ada sebanyak 81 ribu tanaman jeruk pamelo mati kekeringan akibat tidak mendapatkan pasokan pengairan yang baik,” tutur Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan Magetan.

Dia menuturkan, sebanyak 81.000 tanaman Jeruk pamelo mati tersebut tersebar di sekitar 200 hektare lahan yang menjadi sentra penghasil Jeruk Pamelo Magetan, yakni di Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro, dan Kawedanan. Namun, terparah terdapat di daerah Bendo dan Sukomoro.

“Untuk jumlah kerugian jika dirupiahkan belum dapat dihitung. Karena kondisi tanaman yang mati bervariasi,” ujar Eddy.

Puluhan ribu tanaman Jeruk Pamelo yang dilaporkan mati tersebut bervariasi antara tanaman produktif yang telah berusia tahunan dan ada juga tanaman usia nol tahun yang baru ditanam.

Eddy menuturkan, guna mengurangi besarnya kerugian yang dialami petani, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan melalui dinasnya akan memberikan bantuan bibit pohon Jeruk Pamelo untuk ditanam kembali pada akhir tahun anggaran 2019.

Namun, karena keterbatasan dana, bantuan bibit pohon Jeruk Pamelo akan diberikan secara bertahap. Seperti diketahui, Kabupaten Magetan dikenal sebagai daerah penghasil jeruk pamelo.

Di Magetan yang merupakan sentra penghasil Jeruk Pamelo terdapat di Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro, dan Kawedanan (Betasuka). Data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan setempat mencatat, populasi pohon Jeruk Pamelo di Magetan telah mencapai lebih dari 582.845 pohon, yang tersebar di sentra penanaman dengan luas wilayah mencapai lebih dari 450 hektare.