Dihadapan BPPD dan Kepala Dinas Se Jawa dan Kalimantan, Anas Cerita Kesuksesan Berinovasi Di Bidang Pariwisata

Banyuwangi – Di depan ratusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Kepala Dinas Pariwisata se-Jawa dan Kalimantan, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berbagi pengalaman di sektor pariwisata. Acara yang difasilitasi Kemenpar tersebut tidak disia-siakan Anas untuk promosi sejumlah inovasi Banyuwangi.

“Meningkatnya sektor pariwisata merupakan tren di seluruh dunia. Bahkan, Arab Saudi yang dikenal sebagai negara kaya dengan hasil minyaknya, kini ikut mengembangkan sektor pariwisatanya,” ujar Anas, Kamis (15/11/2018).

Dengan digarapnya sektor wisata, menurut Anas, diharapkan bisa menarik berbagai pemangku kepentingan untuk datang ke Banyuwangi.

“Tren inilah yang harus kita baca. Karena nilai ekonomis pariwisata tidak pernah menurun jika dibandingkan dengan sektor lainnya,” imbuh Anas.

Pengembangan wisata sendiri, sambung Anas, tidak bisa hanya berpaku pada penyiapan infrastruktur saja. Namun, juga harus disiapkan atraksi untuk menarik kunjungan wisatawan itu sendiri. Seperti halnya di Banyuwangi, berbagai atraksi dipersiapkan. Baik kebudayaan, olahraga, sosial, hingga religi.

“Semua atraksi tersebut terangkum dalam Banyuwangi Festival, sebuah rangkaian promosi wisata yang rutin kami gelar sejak 2011. Awalnya hanya belasan. Untuk tahun ini, ada 77 festival. Itulah yang kami lakukan untuk menarik wisatawan. Yang terpenting adalah perlu konsistensi,” terang Anas.

Selain itu, lanjut Anas, perlu dilakukan segmentasi yang sesuai dengan potensi dan tren pasar. Jangan sampai pengembangan wisata dibangun secara serampangan.

“Di Banyuwangi kita tidak menyasar mass tourism. Kita menjaring wisatawan minat khusus yang tujuannya menikmati alam dan mencari ketenangan,” paparnya.

Sementara Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional II Kementerian Pariwisata Reza Pahlevi menyebutkan, Kemenpar memang selalu menjadikan keberhasilan Banyuwangi sebagai salah satu rujukan bagi daerah lainnya.

“Kami ingin menunjukkan bagaimana perubahan bisa dilakukan dalam tempo yang relatif singkat sebagaimana di Banyuwangi, dan perlu direplikasi di daerah lain,” ujar Reza.